BLOG

Sembilan Communication Foto Event

AROGANSI AGENCY 1 - Sebuah Catatan Perjalanan

17 Mar 2012
Author : Admin Sembilan
Kategori : DIRECTORS DESK,

Dalam sebuah rapat perusaahan yang dihadiri lengkap oleh 3 orang direksi, 1 team event, 1 orang staff dan 1 orang Project Marketing, yang agendanya adalah evaluasi team yang baru saja selesai menjalankan event, saya berkata cukup keras "Tidak ada yang bisa menjawab kenapa kalian dikumpulkan disini?Jadi kalian menganggap event kemarin itu baik-baik saja?" Semua masih diam. "Jangan bersikap arogan, saya benci orang-orang arogan seperti kalian!" Mereka makin diam. Mungkin mereka tidak pernah menduga kalimat keras itu jadi salah satu alinea pembuka rapat. Meskipun memang temanya evaluasi team. Yang jelas team itu jadi bertanya-tanya, kenapa predikat arogan dicap ke team mereka. Bukankah event yang jalan 2 hari itu sudah cukup lancar?

 

 

PT. Jawara Kreasitama, atau yang dikenal dengan nama Sembilan Communication adalah perusahaan jasa Marketing Komunikasi dan EO di Jogjakarta dan Jawa Tengah. Perusahaan jenis ini sering disebut Advertising Agency atau perusahaan periklanan / pemasaran, meskipun hanya bekerja di tingkat lokal. Perseroan Terbatas yang dimiliki sahamnya oleh 9 orang ini dari awal berkomitmen untuk mendirikan perusahaan jasa komunikasi yang profesional, yang tidak saja bisa memenuhi kebutuhan atau keinginan setiap client tetapi juga menjalankan roda perusahaannya sesuai dengan aturan AD / ART, Undang-Undang dan peraturan pemerintah yang mengatur tentang Perseroan Terbatas. Ini harga mati. Karena alasan inilah perusahaan ini lahir dan sekaligus membedakan dirinya dengan EO lama yang kami tinggalkan. Hal ini bukan perkara mudah. Semua kebiasaan lama di perusahaan yang serba konvensional harus ditinggalkan dan diganti dengan SOP baru, mekanisme baru, standarisasi kerja baru yang lebih mengacu pada perusahaan berbentuk perseroan terbatas dengan aturan-aturan internal yang juga baru.

 

Setiap event / program / project selalu terbagi menjadi tiga tahap yaitu phase pre event, event dan post event. Keberhasilan sebuah event selain bergantung pada konsep kreatif dan strategi komunikasi event itu sendiri, juga sangat bergantung pada eksekusi di setiap tahap tersebut. Team yang ada di depan saya ini saya anggap gagal di pre event, di tahap persiapan. Kurangnya komunikasi dan koordinasi antar crew di team tersebut, antara team tersebut dengan project marketing dan juga antara mereka dengan direksi perusahaan menjadikan proses pre event tidak berjalan efektif, efisien, sebagaimana mestinya. Hal ini diperparah lagi karena event ini sudah dipegang dari tahun 2009. Perbedaan dan pengembangan di konsep kreatifnya tidak begitu banyak berubah. Hanya hal-hal teknis yang berubah. Tetapi ketika tidak dipersiapkan dengan baik (baca : terlalu meremehkan), proses awal ini terlihat sangat berantakan meskipun tidak diketahui oleh client sekalipun. Justru ini letak arogansinya!

 

“Jangan pernah menganggap remeh sebuah pekerjaan. Karena di setiap pekerjaan ada kepercayaan dari client yang harus benar-benar dijaga, lebih dari apapun.” Beberapa dari mereka mengangguk kecil. Saya pribadi adalah orang yang sangat concern pada “proses”, tidak hanya “hasil akhir”. Jadi ketika sebuah event dalam pengerjaannya tidak bisa mencapai target, tapi setiap proses yang dilaluinya sudah dikerjakan dengan benar termasuk langkah-langkah antisipasi di setiap kendalanya, kita bisa tetap tersenyum dengan hasil pencapaian itu. Karena memang hasil akhir itulah pencapaian maksimal yang bisa kita lakukan. Memang butuh kerja keras, butuh pengalaman, butuh pendampingan, selain tentu saja butuh intuisi yang kuat. Tidak jarang di beberapa kasus tertentu membutuhkan ‘langkah yang tidak biasa’ dalam penyelesaian permasalahan. Semua demi hasil akhir terbaik.

 

Beberapa solusi sudah didapatkan, masukan dari direksi atau staff yang lain, termasuk komitmen mereka untuk memperbaiki kinerja team dengan harapan tidak terjadi lagi miskomunikasi dan miskoordinasi, sehingga pekerjaan bisa efektif dan efisien dengan hasil akhir yang lebih baik di event selanjutnya di kota Semarang. Tidak ada lagi yang terkesan meremehkan pekerjaan, yang kemudian saya sebut arogan, bukankah orang yang terbuka menerima kritik yang membangun disertai solusi juga merupakan ciri orang yang tidak arogan?

 

  • Tulisan ini sengaja tidak mencantumkan nama orang, team, project marketing, event dan tentu saja nama client. Semoga 'pesan'-nya tetap bisa tersampaikan
 
DIKY WIRYAWAN
President Director
PT. Jawara Kreasitama / Sembilan Communication