BLOG

Sembilan Communication Foto Event

TANGAN TERKEPAL

28 Feb 2012
Author : Admin Sembilan
Kategori : DIRECTORS DESK,

Isi gudang itu telah ludes dilalap api. Tidak bersisa. Puluhan kardus kembang api, besar kecil, hanya tinggal arang dan bau yang tidak sedap. Di beberapa sudut masih menyisakan kepulan asap kecil. Atap gudang yang tadinya terbakar, kini telah padam dan runtuh, menganga lebar. Air sisa pemadam kebakaran mengalir di sela-sela kaki dan puing-puing kayu, hitam kecoklatan, masih hangat. Beberapa petugas pemadam kebakaran dan kepolisian masih bekerja di gudang itu. Mereka tampak sibuk mencatat dan melakukan analisa dari mana sebenarnya asal titik api. Sisa kotak sekering listrik, stop kontak semua didokumentasikan dengan kamera saku. Di teras belakang beberapa polisi terlihat meminta keterangan dari beberapa orang karyawan. Total kerugian mungkin mencapai milyaran rupiah, namun yang patut disyukuri adalah tidak ada korban jiwa. Bahkan beberapa hewan reptil, dari ular, kura-kura sampai tarantula, yang juga dijual dan disimpan di dekat gudang itu, semua bisa diselamatkan.
 
 

Sebagai sebuah perjalanan bisnis, usaha kembang api milik keluarga Nyah Ayem, yang saat ini dikomandani putranya Fusiang, tidak bisa dibilang singkat. Sedikit demi sedikit selama puluhan tahun, usaha itu telah menjelma menjadi toko dan distributor kembang api yang terkenal di Jawa Tengah. Hingga kini di setiap penyelenggaraan chineese wedding outdoor, konser musik atau perayaan pergantian tahun, BOLA fireworks telah dipercaya oleh banyak client. Bahkan tidak jarang sampai di Kalimantan, Bali maupun Sumatra. Sebuah pencapaian bisnis yang tidak bisa dianggap remeh. Terus terang saya tidak begitu dekat dengan Fusiang apalagi Nyah Ayem. Tapi yang jelas saya tahu, adalah kenyataan pahit ketika sebuah perusahaan perdagangan dalam hitungan waktu beberapa jam saja, semua stock barang terbakar habis seperti yang ada di depan hidung saya saat ini. Modal barang = nol. Itu sama saja seperti usaha yang baru akan jalan!!! Bedanya tentu saja kekuatan brand BOLA fireworks sudah tertancap kuat di mata client-nya. Strategi baru untuk menyiasati musibah seperti ini harus segera dipikirkan. Supaya kekuatan brand tidak berjalan sendirian.

 
Di pikiran saya, bertubi-tubi rencana kerja mengalir. Baik jangka pendek maupun jangka panjang. Jika saya yang ada di posisi Nyah Ayem atau Fusiang sekarang, apa yang seharusnya saya lakukan untuk menyelamatkan usaha ini. Usaha yang telah menghidupi tidak saja keluarga pemilik perusahaan tetapi keluarga belasan atau mungkin puluhan karyawan yang juga menggantungkan hidup di sini. Yang jelas apapun rencana itu, tidak akan semudah yang dibayangkan.
 
Tiba-tiba salah satu keluarga datang dan menubruk Nyah Ayem yang posisi berdirinya tepat di depan saya. Menangis. "Piye mbak? Kabeh entek yo mbak?" di tengah suara tangisnya dia bertanya. Suara itu menyeruak di tengah semua karyawan dan saya yang masih berada di dekat gudang itu. Tangis dan pertanyaan itu membuyarkan semua rencana kerja yang ada di otak saya, maksud saya rencana kerja jika saya berandai-andai yang terkena musibah.
"Ora popo, tanganku isih iso nggo kerjo...nggo golek kabeh meneh" begitu jawab Nyah Ayem parau. Tangannya terkepal ke atas dengan wajah sedikit mendongak seperti tidak ingin air matanya ikut jatuh. Saya terdiam mendengarnya. Dari semua rencana yang saya pikirkan tadi, tidak ada sama sekali yang menyentuh tentang semangat kerja...semangat kebersamaan untuk kembali bangkit...semangat yang bisa diperlihatkan ke semua orang termasuk anak buah atau karyawannya bahwa kita sama-sama bisa melewati ini semua...seperti yang dilakukan oleh Nyah Ayem. Karena tanpa landasan spirit of fight semua rencana kerja akan hambar atau justru kehilangan maknanya.
Huuuft...Diam-diam saya semakin mengagumi orang di depan saya ini. Di tengah musibah saja, beliau masih mengajarkan sesuatu yang sangat berharga pada saya. Diam-diam tangan sayapun ikut terkepal.
 
 
DIKY WIRYAWAN
President Director
PT. Jawara Kreasitama / Sembilan Communication